اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ , وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ , وَ عَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمْ 2× وسليم

Rabu, 01 Desember 2010

TV dan Pendidikan Anak

Dampak menonton TV, cara mendidik anak lebih sehat, aktif dan cerdas. Seri Pendidikan Islam bagi anak Muslim.
Oleh A. Fatih Syuhud
Ditulis untuk Buletin El-Ukhuwah
Pondok Pesantren Al-Khoirot Puteri
Karangsuko, Malang

TV saat ini telah menjadi benda yang seakan harus ada dalam sebuah rumah di semua lapisan masyarakat: kota atau desa, kaya atau miskin. TV juga paling banyak dikonsumsi (baca, ditonton) umat manusia di seluruh dunia tanpa pandang umur. Dari orang tua sampai balita. Tak pelak lagi, TV merupakan invensi atau penemuan teknologi paling populer setelah listrik dan radio. Karena sifatnya yang audio visual—dalam bentuk suara dan gambar, maka berbagai acara yang ditayangkan TV memiliki peran besar dalam mempengaruhi cara berfikir dan berperilaku pemirsanya yang tidak sedikit di antaranya terdiri dari anak-anak.

Sayangnya, mayoritas ahli pendidikan dan psikologi hampir sepakat bahwa menonton TV bagi anak lebih besar dampak negatif daripada positifnya.

Terhadap perkembangan otak, misalnya, pada otak anak usia 0-3 tahun menonton TV terlalu banyak dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.

Yang paling riskan apabila orang tua membiarkan anak menonton TV secara tidak selektif adalah matang seksual lebih cepat. Banyak adegan seksual yang sering ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Akibatnya seperti yang sering kita lihat, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual di luar nikah.

Dr Linda Pagani dari Universitas Montreal Kanada dalam jurnal Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine mengungkapkan hasil temuannya tentang dampak buruk dari menonton TV bagi anak. Di antaranya seperti yang sudah disinggung di atas.

Apa langkah bijaksana yang harus dilakukan orang tua agar anak terhindar dari dampak negatif TV? Tentu saja langkah paling ideal adalah berhenti menonton TV secara total. Baik bagi anak maupun orang tua. Hal ini bukan sesuatu hal yang mustahil. Saat ini tidak sedikit keluarga yang dengan sengaja tidak menonton TV sama sekali dan beralih ke media lain seperti radio dan koran untuk mengakses berita.

Namun bagi yang belum siap atau tidak berkeinginan untuk lepas dari pesawat TV sama sekali, berikut tips aman menonton TV bagi anak .

Pertama, saat anak menonton pilih acara yang sesuai dengan usia anak. Jangan biarkan anak-anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya, walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak, pastikan acara tersebut tidak ada unsur kekerasan, atau hal lainnya yang tidak sesuai dengan usia mereka.

Kedua, dampingi anak saat menonton TV. Dan kurangi jam menonton. Satu jam sehari adalah jam nonton yang bisa ditolerir. Sebagai gantinya, perbanyak mendengarkan radio, memutar kaset atau mendengarkan musik.

Ketiga, Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang lain.

Keempat, perbanyak membaca buku, letakkan buku di tempat yang mudah dijangkau anak, ajak anak ke toko dan perpustakaan.
 
 

© Bluberry Template Copyright by PKU Muhammadiyah Pamotan

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks